Ibu hamil yang mengandung lebih dari satu janin atau hamil kembar memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi selama kehamilan. Beberapa komplikasi kehamilan tersebut bisa berakibat fatal pada kondisi ibu hamil dan janin. Mari, kenali berbagai komplikasi kehamilan kembar yang perlu diwaspadai dalam artikel Medikacare berikut ini.
Sebagian besar ibu hamil yang mengandung bayi kembar dapat menjalani kehamilan dengan sehat, sehingga dapat melahirkan bayi kembar dengan lancar. Namun, tidak sedikit juga ibu hamil kembar yang mengalami komplikasi selama masa kehamilannya. Beberapa komplikasi tersebut bisa bersifat ringan dan bisa juga berpotensi membahayakan nyawa ibu hamil dan janin.
Berbagai Komplikasi pada Kehamilan Kembar
Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada kehamilan kembar:1. Hiperemesis Gravidarum
Morning sickness atau mual dan muntah yang parah lebih mungkin terjadi pada ibu hamil kembar. Kondisi yang disebut dengan hiperemesis gravidarum ini dapat menyebabkan penurunan berat badan hingga dehidrasi pada ibu hamil.2. Kelahiran Prematur
Kelahiran prematur atau bayi terlahir ketika usia kandungan belum menginjak 37 minggu merupakan salah satu komplikasi kehamilan kembar yang cukup umum terjadi. Semakin banyak jumlah janin yang dikandung, maka semakin tinggi pula risiko janin untuk dilahirkan secara prematur.3. Kelainan Kongenital
Penyakit bawaan lahir sering terjadi pada bayi yang terlahir secara prematur, termasuk bayi kembar yang lahir lebih cepat dari hari perkiraan lahir (HPL). Beberapa jenis kelainan kongenital yang sering dialami oleh bayi kembar adalah penyakit jantung bawaan, gangguan pendengaran, gangguan pernapasan, gangguan penglihatan, hingga gangguan tumbuh kembang.4. Tekanan Darah Tinggi
Ibu hamil yang mengandung bayi kembar memiliki risiko lebih tinggi hingga dua kali lipat untuk mengalami tekanan darah tinggi. Kondisi ini juga sering berkembang lebih awal dan menjadi lebih parah pada kehamilan kembar. Jika tidak segera ditangani, tekanan darah tinggi saat hamil bisa berkembang menjadi preeklampsia yang ditandai dengan adanya protein dalam urine.5. Twin-to-twin Transfusion Syndrome (TTTS)
Sebanyak 10% janin kembar yang berbagi plasenta mengalami kondisi berbahaya yang disebut twin-to-twin transfusion syndrome (TTTS). Kondisi ini terjadi ketika salah satu janin mendapatkan pasokan darah lebih banyak daripada janin lainnya.Janin yang menerima darah lebih sedikit bisa mengalami anemia dan memiliki bentuk, serta berat badan yang cenderung lebih kecil. Sementara, janin yang terlalu banyak menerima darah akan membebani kinerja jantungnya. Jika tidak segera ditangani, TTTS bisa menyebabkan gagal jantung hingga kematian.
6. Keguguran
Vanishing twin syndrome (VTS) merupakan kondisi ketika salah satu atau semua janin menghilang atau keguguran. VTS sering terjadi pada trimester pertama kehamilan dan terkadang disertai dengan perdarahan. Risiko terjadinya keguguran juga bisa lebih tinggi pada trimester berikutnya.7. Diabetes Gestasional
Kehamilan kembar membuat ibu hamil berisiko lebih tinggi mengalami diabetes gestasional. Diabetes gestasional adalah kondisi di mana ibu hamil mengalami kesulitan dalam menjaga kadar gula darah tetap stabil selama masa kehamilannya, sehingga kadar gula darah di dalam tubuh menjadi tinggi.Selain beberapa kondisi di atas, ibu hamil kembar lebih berisiko melahirkan bayi kembarnya melalui operasi caesar, terlebih jika posisi janin tidak normal atau jika ibu hamil mengandung lebih dari dua bayi.
Jika Bunda sedang mengandung bayi kembar, disarankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter kandungan secara lebih sering. Hal ini penting dilakukan agar dokter dapat mendeteksi kemungkinan komplikasi kehamilan dengan cepat dan memberikan penanganan sejak dini.